Dusun Datai Desa Rantau Langsat Kabupaten Indragiri Hulu jelang magrib. Kampung yang sepi dengan rumah yang berjarak, Perasaan damai meyerbak dari dalam diri, di Dusun Datai. Daerah sekitar sungai Batang Gangsal yang digunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari termasuk aktivitas MCK. Air jernih dan dingin.
Rumah-rumah panggung tradisional khas suku talang mamak nampak anggun menghiasi sekitar perkampungan. Meskipun masih relatif pagi kampung telah sepi karena ditinggalkan masyarakat ke ladang. Suku Talang Mamak menggantungkan diri dari hasil alam seperti karet dan kelapa sawit. Dalam waktu-waktu tertentu pula berburu ayam dan babi hutan pula akan menjadi pilihan juga memancing dan menombak ikan di Sungai Batang Gangsal.
Suku Talang Mamak adalah termasuk kelompok Proto Melayu atau Kelompok Melayu tua, sehingga Dusun Dataipun sering dikenal dengan Dusun Toa Datai. Menurut penuturan, sebelum tahun 2008 dimana akses darat yang sebelumnya dioperasikan masyarakat Dusun Datai harus menempuh perjalanan 2-3 hari menggunakan sampan dan rakit untuk bisa tiba di Daerah Sebrida guna memenuhi kebutuhan ekonominya.
Mengenai asal muasal suku Talang Mamak sendiri sampai kini masih terbagi menjadi dua versi yang pertama
Suku Talang Mamak berasal dari Pagaruyung yang terdesak akibat konflik adat dan agama sedangkan
yang kedua suku ini merupakan keturunan Adam ke Tiga dari kayangan yang turun ke Bumi, tepatnya di Sungai Limau.
Penjelasan Pak Sukar sendiri lebih dekat dengan versi yang kedua walaupun kenyataannya di KTP dirinya tercantum beragama katolik. Menurut Pak Sukar, kehidupannya dan masyarakay sejak awal telah dekat dengan nilai-nilai agama islam hanya saja mereka tidak sholat dan melaksanakan rukun-rukun lain melainkan percaya pada batin sendiri atau yang disebutnya dengan istilah Rikhirisme.
Suka Talang Mamak juga masih kental dengan kebiasaan adat seperti pesta perkawinan, perayaan 100 hari kematian, Sunat untuk anak laki-laki di usia 12 tahun serta Robatan atau pengobatan yang mengandalkan kekuatan supranatural dari mereka yang disebut Kemantan.
Kemantan sendiri adalah orang-orang yang dituakan dalam umur dan kemampuan batiniah. Suku Talang Mamak tidak punya aturan menyembah raja melainkan mempercayakan segala urusan kepada kepala suku atau dalam bahasa hari ini disebut kepala dusun.
Sebelum akhir tahun 90an, Suku Talalng Mamak baik laki-lki maupun Perempuan hanya menggunakan kain di bagian bawah tanpa atasan. Namun seiring waktu dan perkembangan zaman Masrakatpun akhirnya mengenal baju dan menggunakannya sehari-hari. Meskipun begitu dalam perjalanan, kami masih menemukan ibu yang baru pulang berladang dan hanya menggunakan kain di bagian bawah tanpa atasan.
Butuh waktu lebih panjang rasanya untuk menelusuri kehidupan suku melayu pedalaman Riau ini secara lebih rinci apalagi kami datang di waktu yang kurang tepat karena tidak ada peristiwa perayaan adat yang setidaknya akan meleburkan kami di 67 KK suku Talang Mamak di Dusun Datai. Saya ingin rasanya suatu hari nanti bisa kembali dan hidup lebih lama untuk belajar hidup sederhana pada potret kecil kehidupan manusia-manusia Indonesia yang bertahan diantara himpitan modernisasi zaman.
Talang Mamak jangan punah, biar rahimmu terus bicara.
http://aci.detik.travel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar